Bismillah...
Bulan Agustus telah tiba, bulan pemberian vitamin A di Posyandu untuk Bayi, Balita dan Ibu Nifas, selain Bulan Februari.
Sebenarnya seberapa penting Vitamin A untuk Bayi dan Anak ?
Vitamin A terbukti dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian anak karena vitamin A berfungsi memperkuat sistem kekebalan tubuh. Sebanyak 190 juta anak usia 5 tahun ke bawah mengalami kekurangan vitamin A, bahkan WHO memperkirakan terdapat 250 juta anak pra-sekolah yang mengalami kekurangan vitamin A. Setiap tahun terdapat sekitar 250.000 – 500.000 anak mengalami kebutaan dan separuh anak ini kemudian meninggal dalam jangka waktu 12 bulan akibat kekurangan vitamin A. Selain itu juga bisa mengakibatkan berbagai kelainan mata seperti :
Apakah Vitamin A hanya berfungsi untuk mata ?
Vitamin A yang dikenal sebagai retinol terlibat dalam pembentukan, produksi, dan pertumbuhan sel darah merah, sel limfosit, antibodi juga integritas sel epitel pelapis tubuh. Pada bayi dan balita vitamin A akan sangat bermanfaat membantu menjaga kesehatan tubuhnya.
Apa Manfaat Kecukupan Vitamin A bagi Bayi dan Balita ?
Manfaat kecukupan vitamin A bagi status kesehatan anak:
Mengurangi angka kematian:
Mengurangi kematian akibat infeksi campak hingga 50%.
Mengurangi kematian akibat diare hingga 40%
Mengurangi seluruh angka kematian anak hingga 25%.
Mengurangi angka kesakitan:
Mengurangi jumlah kunjungan dokter dan angka rawat jalan karena anak menjadi lebih jarang sakit.
Mengurangi angka rawat inap di rumah sakit.
Berkontribusi terhadap tingkat kesejahteraan anak dan keluarga.
Keuntungan kesehatan lainnya:
Mencegah rabun senja, xeroftalmia, kerusakan kornea dan kebutaan
Mencegah kanker epithelial dan kanker lainnya.
Kekurangan vitamin A meningkatkan risiko bayi dan anak rentan terkena penyakit infeksi saluran pernafasan atas, campak dan diare. WHO berserta UNICEF bekerja sama dengan Canadian International Agency dan United State Agency for International Development and The Micronutrient Initiative mengkampanyekan “The Vitamin A Global Initiative” dengan pemberian suplementasi vitamin A dosis tinggi 2 kali dalam satu tahun kepada kelompok masyarakat yang rentan mengalami kekurangan vitamin A.
Indonesia telah aktif mengkampanyekan penanganan kondisi kekurangan vitamin A, dengan program suplementasi vitamin A dua kali dalam satu tahun, sejak tahun 1970-an hingga sekarang.
Bagaimana Teknis pelaksanaan pemberian vitamin A untuk Bayi dan Balita ?
Sesuai buku “Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A” dari Depkes tahun 2009 yaitu:
1. Waktu pemberian suplementasi Vitamin A dosis tinggi untuk bayi dan anak balita
Suplementasi Vitamin A diberikan kepada seluruh anak balita umur 6-59 bulan secara serentak:
Untuk bayi umur 6-11 bulan pada bulan Februari atau Agustus.
Untuk anak balita umur 12-59 bulan pada bulan Februari dan Agustus.
2. Tenaga kesehatan (dokter, bidan, perawat, tenaga gizi) dan Kader terlatih yang memberikan suplementasi Vitamin A pada bayi dan anak balita.
3. Cara pemberian kapsul pada bayi dan anak balita
Berikan kapsul biru (100.000 SI) untuk bayi dan kapsul merah (200.000 SI) untuk balita.
Potong ujung kapsul dengan menggunakan gunting yang bersih. Kemudian pencet kapsul dan pastikan anak menelan semua isi kapsul (dan tidak membuang sedikitpun isi kapsul). Untuk anak yang sudah bisa menelan dapat diberikan langsung satu kapsul untuk diminum (Bungkus kapsul lunak insya Allah aman untuk ditelan, namun pastikan anak sudah bisa menelan kapsul. Jika takut tersedak sebaiknya kapsul digunting dan diberikan isinya saja). Pastikan anak belum menerima pemberian kapsul vitamin A dalam 1 bulan terakhir.
4. Tempat pemberian Vitamin A
Banyak ibu bertanya dimana bisa memperoleh vitamin A ini. Vitamin A dibagikan secara gratis di :
a. Sarana fasilitas kesehatan (rumah sakit, puskesmas, puskesmas pembantu (Pustu), polindes/ poskesdes, balai pengobatan, praktek dokter/bidan swasta)
b. Posyandu
c. Sekolah Taman Kanak-kanak, Pos PAUD termasuk kelompok bermain, tempat penitipan anak.
Oleh karenanya, sebaiknya Ibu membiasakan bayi dan balita datang secara rutin ke posyandu terdekat supaya anak “terhitung” sebagai penerima vitamin A. Jika tidak ada posyandu bisa
dimintakan ke bagian Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Puskesmas daerah tempat tinggal ibu.
Apakah ada solusi selain pemberian vitamin A ?
Solusi mengatasi kekurangan vitamin A antara lain dengan promosi pemberian ASI, memberdayakan keluarga untuk bercocok-tanam tanaman bahan pangan-kaya vitamin A dalam Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) serta fortifikasi makanan pabrikan. Makanan yang difortifikasi biasanya tepung, minyak goreng, sereal dan produk susu.
Konsumsilah makanan sumber vitamin A. Makanan sumber vitamin A ada 2 jenis, yaitu bahan pangan hewani seperti daging merah (contohnya daging sapi), hati, telur, minyak ikan dan olahan susu seperti susu, yogurt, keju, mentega juga bahan makanan-hewani yang telah difortifikasi vitamin A lainnya. Vitamin A dari sumber hewani dalam bentuk retinyl palmitate. Bahan pangan nabati seperti sayur-mayur hijau serta buah-buahan berwarna kuning/oranye mengandung beta-carotene dan carotenoid sebagai bahan pembentuk vitamin A. Jadi, tubuh akan mengubah karoten tersebut menjadi vitamin A. Di pasaran juga terdapat olahan serealia dan tepung yang telah difortifikasi vitamin A.
Nah, apakah anak mau memakan dalam jumlah yang mencukupi kebutuhan vitaminnya?
Pemberian suplementasi vitamin A ini murah dan mudah sehingga diharapkan mampu meminimalisir
kejadian kekurangan vitamin A di negara-negara yang rentan mengalami defisiensi vitamin A pada tahun 2015. Jadi, tunggu apa lagi?
Yuk segera ke posyandu, kita bantu pemerintah mensukseskan Bulan Vitamin A ini..
Catatan :
Jangan meminum suplemen vitamin A harian tanpa petunjuk dokter. Kelebihan dosis vitamin A juga tidak baik untuk kesehatan. Untuk tahu kecukupan simpanan vitamin A, bisa periksa di laboratorium, biasanya pemeriksaan yang digunakan adalah pemeriksaan konsentrasi retinol serum darah. Jika ragu silakan konsultasikan dengan dokter anak dan ahli gizi ya..
@nurlienda
Referensi :
dr. Annisa Karnadi
Bulan Agustus telah tiba, bulan pemberian vitamin A di Posyandu untuk Bayi, Balita dan Ibu Nifas, selain Bulan Februari.
Sebenarnya seberapa penting Vitamin A untuk Bayi dan Anak ?
Vitamin A terbukti dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian anak karena vitamin A berfungsi memperkuat sistem kekebalan tubuh. Sebanyak 190 juta anak usia 5 tahun ke bawah mengalami kekurangan vitamin A, bahkan WHO memperkirakan terdapat 250 juta anak pra-sekolah yang mengalami kekurangan vitamin A. Setiap tahun terdapat sekitar 250.000 – 500.000 anak mengalami kebutaan dan separuh anak ini kemudian meninggal dalam jangka waktu 12 bulan akibat kekurangan vitamin A. Selain itu juga bisa mengakibatkan berbagai kelainan mata seperti :
Vitamin A yang dikenal sebagai retinol terlibat dalam pembentukan, produksi, dan pertumbuhan sel darah merah, sel limfosit, antibodi juga integritas sel epitel pelapis tubuh. Pada bayi dan balita vitamin A akan sangat bermanfaat membantu menjaga kesehatan tubuhnya.
Apa Manfaat Kecukupan Vitamin A bagi Bayi dan Balita ?
Manfaat kecukupan vitamin A bagi status kesehatan anak:
Mengurangi angka kematian:
Mengurangi kematian akibat infeksi campak hingga 50%.
Mengurangi kematian akibat diare hingga 40%
Mengurangi seluruh angka kematian anak hingga 25%.
Mengurangi angka kesakitan:
Mengurangi jumlah kunjungan dokter dan angka rawat jalan karena anak menjadi lebih jarang sakit.
Mengurangi angka rawat inap di rumah sakit.
Berkontribusi terhadap tingkat kesejahteraan anak dan keluarga.
Keuntungan kesehatan lainnya:
Mencegah rabun senja, xeroftalmia, kerusakan kornea dan kebutaan
Mencegah kanker epithelial dan kanker lainnya.
Kekurangan vitamin A meningkatkan risiko bayi dan anak rentan terkena penyakit infeksi saluran pernafasan atas, campak dan diare. WHO berserta UNICEF bekerja sama dengan Canadian International Agency dan United State Agency for International Development and The Micronutrient Initiative mengkampanyekan “The Vitamin A Global Initiative” dengan pemberian suplementasi vitamin A dosis tinggi 2 kali dalam satu tahun kepada kelompok masyarakat yang rentan mengalami kekurangan vitamin A.
Indonesia telah aktif mengkampanyekan penanganan kondisi kekurangan vitamin A, dengan program suplementasi vitamin A dua kali dalam satu tahun, sejak tahun 1970-an hingga sekarang.
Bagaimana Teknis pelaksanaan pemberian vitamin A untuk Bayi dan Balita ?
Sesuai buku “Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A” dari Depkes tahun 2009 yaitu:
1. Waktu pemberian suplementasi Vitamin A dosis tinggi untuk bayi dan anak balita
Suplementasi Vitamin A diberikan kepada seluruh anak balita umur 6-59 bulan secara serentak:
Untuk bayi umur 6-11 bulan pada bulan Februari atau Agustus.
Untuk anak balita umur 12-59 bulan pada bulan Februari dan Agustus.
2. Tenaga kesehatan (dokter, bidan, perawat, tenaga gizi) dan Kader terlatih yang memberikan suplementasi Vitamin A pada bayi dan anak balita.
3. Cara pemberian kapsul pada bayi dan anak balita
Berikan kapsul biru (100.000 SI) untuk bayi dan kapsul merah (200.000 SI) untuk balita.
Potong ujung kapsul dengan menggunakan gunting yang bersih. Kemudian pencet kapsul dan pastikan anak menelan semua isi kapsul (dan tidak membuang sedikitpun isi kapsul). Untuk anak yang sudah bisa menelan dapat diberikan langsung satu kapsul untuk diminum (Bungkus kapsul lunak insya Allah aman untuk ditelan, namun pastikan anak sudah bisa menelan kapsul. Jika takut tersedak sebaiknya kapsul digunting dan diberikan isinya saja). Pastikan anak belum menerima pemberian kapsul vitamin A dalam 1 bulan terakhir.
4. Tempat pemberian Vitamin A
Banyak ibu bertanya dimana bisa memperoleh vitamin A ini. Vitamin A dibagikan secara gratis di :
a. Sarana fasilitas kesehatan (rumah sakit, puskesmas, puskesmas pembantu (Pustu), polindes/ poskesdes, balai pengobatan, praktek dokter/bidan swasta)
b. Posyandu
c. Sekolah Taman Kanak-kanak, Pos PAUD termasuk kelompok bermain, tempat penitipan anak.
Oleh karenanya, sebaiknya Ibu membiasakan bayi dan balita datang secara rutin ke posyandu terdekat supaya anak “terhitung” sebagai penerima vitamin A. Jika tidak ada posyandu bisa
dimintakan ke bagian Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Puskesmas daerah tempat tinggal ibu.
Apakah ada solusi selain pemberian vitamin A ?
Solusi mengatasi kekurangan vitamin A antara lain dengan promosi pemberian ASI, memberdayakan keluarga untuk bercocok-tanam tanaman bahan pangan-kaya vitamin A dalam Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) serta fortifikasi makanan pabrikan. Makanan yang difortifikasi biasanya tepung, minyak goreng, sereal dan produk susu.
Konsumsilah makanan sumber vitamin A. Makanan sumber vitamin A ada 2 jenis, yaitu bahan pangan hewani seperti daging merah (contohnya daging sapi), hati, telur, minyak ikan dan olahan susu seperti susu, yogurt, keju, mentega juga bahan makanan-hewani yang telah difortifikasi vitamin A lainnya. Vitamin A dari sumber hewani dalam bentuk retinyl palmitate. Bahan pangan nabati seperti sayur-mayur hijau serta buah-buahan berwarna kuning/oranye mengandung beta-carotene dan carotenoid sebagai bahan pembentuk vitamin A. Jadi, tubuh akan mengubah karoten tersebut menjadi vitamin A. Di pasaran juga terdapat olahan serealia dan tepung yang telah difortifikasi vitamin A.
Nah, apakah anak mau memakan dalam jumlah yang mencukupi kebutuhan vitaminnya?
Pemberian suplementasi vitamin A ini murah dan mudah sehingga diharapkan mampu meminimalisir
kejadian kekurangan vitamin A di negara-negara yang rentan mengalami defisiensi vitamin A pada tahun 2015. Jadi, tunggu apa lagi?
Yuk segera ke posyandu, kita bantu pemerintah mensukseskan Bulan Vitamin A ini..
Catatan :
Jangan meminum suplemen vitamin A harian tanpa petunjuk dokter. Kelebihan dosis vitamin A juga tidak baik untuk kesehatan. Untuk tahu kecukupan simpanan vitamin A, bisa periksa di laboratorium, biasanya pemeriksaan yang digunakan adalah pemeriksaan konsentrasi retinol serum darah. Jika ragu silakan konsultasikan dengan dokter anak dan ahli gizi ya..
@nurlienda
Referensi :
dr. Annisa Karnadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar