Bismillah...
Siapa yang sedang memberi ASI dan MPASI? Bagaimana cara pemberiannya?
Saya yang sehari-hari cuma bantuin membuat menu bayi & anak, sering mendapat pasien yang menu MPASI-nya hanya sari buah, puree sayur (saja), bubur cair tanpa lauk, biskuit dihancurkan atau bubur instan dengan porsi 'ala kadarnya.. 

Hayo kenapa? 
Kurang informasi & masih ikut-ikutan pola MPASI sekenanya? 
Padahal sudah ada rekomendasi WHO yang disesuaikan kebutuhan tumbuh kembang anak loh.. 
Untuk usia 0-23 bulan, Tutur dr. Wiyarni Pambudi selaku Ketua Sentra Laktasi Indonesia/SELASI.
Bagaimana panduan WHO itu?
Mari kita simak Poster Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA) di Situasi Normal dan Bencana...
Jika kita simpulkan maka standar emas PMBA ada 4 yakni :
1. Inisiasi menyusu dini (IMD)
2. ASI eksklusif 0-6 bulan
3. MPASI rumahan berkualitas
4. Teruskan menyusui hingga 2 tahun.

Oleh karenanya, sudah semestinya, ketika bayi sudah memasuki usia 6 bulan, berikan MPASI rumahan berkualitas baik dari segi tekstur (seperti panduan di poster), isi (mencakup pedoman gizi seimbang 4 bintang) dan juga jumlahnya....

Nah, bagaimana ketika terjadi bencana? 
Apakah ada perbedaan pemberian makanannya?
Pastinya ada, tapi hanya melingkupi kesesuaiannya saja bukan keseluruhannya loh, selengkapnya disini

Lalu, Apa yang bisa kita lakukan ketika terjadi bencana?
#Sahabat bisa membantu dengan tidak mendonasikan susu formula dan MPASI instan langsung ke penyintas (survivor) banjir.
#Donasi susu kotak/UHT hanya untuk bayi yang berusia 1 tahun ke atas dengan kemasan terkecil (125ml) untuk hindari terjadinya penyakit, karena biasanya anak-anak tidak langsung menghabiskan susu kotak ketika jumlahnya lebih besar, hal ini memungkinkan terjadinya kontaminasi virus mapun bakteri loh... Apalag dalam situasi bencana lingkungan tak terjaga, banyak sampah berserakan dan air bersih sulit di dapat...

Semoga bermanfaat

Ingin ngobrol lanjut dengan saya?
Follow twitter saya di @nurlienda

Pemberian Makanan Bayi dan Anak dalam Situasi Normal dan Bencana

Bismillah...
Telur puyuh merupakan salah satu jenis telur yang disenangi para ibu dan juga anak-anak. Pernahkah terpikir untuk mengamati perbedaan telur ayam dan telur puyuh?

Faktanya, telur puyuh kaya akan kolin. Kolin berperan penting di dalam tubuh, terutama bagi perkembangan fungsi otak anak, balita dan lansia loh... Peran kolin sebagai komponen asetilkolin yang berfungsi sebagai pengantar sinyal saraf. Asupan kolin yang cukup akan membantu kerja sinyal saraf pada otak, sehingga dapat memperkuat daya ingat anak-anak dan menghindari kepikunan pada orang lanjut usia (lansia). Seratus gram telur puyuh dan telur bebek mengandung 263,4 mg kolin, lebih tinggi daripada kolin yang terdapat pada telur ayam.


Telur puyuh tidak memiliki kolesterol jahat (LDL) dan sangat kaya dengan kolesterol baik (HDL). Tak seperti telur ayam, telur puyuh tidak menyebabkan alergi. Malah, telur puyuh bisa membantu mengatasi gejala alergi. Karena mengandung protein ovomucoid, yang dipakai untuk produksi obat antialergi.

Dengan berat 10 gram hingga 12 gram, satu butir telur puyuh berisi banyak unsur yang dibutuhkan agar tubuh. Nilai gizi telur puyuh 3-4x lebih tinggi dibandingkan dengan telur ayam, yang memiliki berat 50 hingga 70 gram per butir.

Berapa banyak kita dapat mengonsumsi telur puyuh?
Mengonsumsi 3-5 butir telur puyuh setara 1 butir telur. Konsumsilah telur < 4x/minggu yang merupakan batas aman menurut sebagian penelitian. Namun demikian hendaklah makanan yang dikonsumsi itu bervariasi setiap harinya… Karena tidak ada satupun bahan makanan yang lengkap kandungan zat gizinya, melainkan saling melengkapi satu sama lain…

Bagaimana mengolah telur puyuh yang praktis dan sehat?
Cobalah untuk tidak menggoreng telur puyuh, Bunda..
Yuk bikin muffin telur puyuh sebagai alternatif makanan selingan untuk anak dan balita..
Mari siapkan bahan-bahan sebagai berikut:

Telur Puyuh Lebih Baik dari Telur Ayam ? Muffin telur alternatif snack sehat untuk anak dan balita

Bahan :
1 bh paprika merah, cuci dan keluarkan bijinya kemudian potong kecil-kecil
2 bh tomat merah ukuran sedang, cuci hingga bersih dan potong-potong kecil
basil segar secukupnya
3-4 btg daun bawang, iris kecil
6 buah telur puyuh ditambah dengan 4 buah telur bagian putih.

Cara Membuat :
1. Tata telur putih dibagian bawah wadah saji muffin, kemudian masukkan telur yang dikocok 1-2 sdt.
2. Tambahkan paprika dan tomat
3. Taburi daun bawang dan tambahkan campuran kuning telur yang telah dikocok hingga hampir memenuhi wadah muffin
4. Panggang dalam suhu 375 derajat fahrenheit selama 20-30 menit, angkat ketika adonan mengembang dan matang, sisihkan dan siap disajikan.

Alternatif menu gabungan telur puyuh dan telur ayam ini cocok disajikan ketika musim hujan seperti saat ini. Snack lezat yang praktis dan kaya gizi, Selain itu, Bunda juga dapat mengkreasikan telur puyuh menjadi aneka makanan pembuka dan bekal anak sekolah loh..
Untuk lebih jelasnya, mari kita perhatikan gambar berikut, semoga bisa menginspirasi

Kreasikan telur puyuh menjadi aneka makanan pembuka dan bekal anak sekolah

Bekal sekolah yang lengkap, mengandung karbohidrat, protein dari telur puyuh dan kacang-kacangan, sayur dan buah. Bikin si kecil makin lahap, insha allah...

Boneka salju, alternatif makanan pembuka dan snack anak dan balita

Boneka salju ini terbuat dari telur puyuh rebus.. Penggunaan wortel kukus, selain menambah cantik hidangan juga menambah asupan sayur si kecil.. Salah satu trik mengenalkan sayur untuk anak maupun balita...

Perlu diingatlah prinsip gizi seimbang… Bahwa makananitu saling melengkapi satu sama lain..
Syukuri dan Nikmatilah beragam aneka jenis makanan dengan porsi yang disesuaikan kebutuhan tubuh masing-masing.. Lengkapi pula dengan cara pengolahan dan penyajian yang bersih, sehat dan sesuai…

Semoga bermanfaat..

Ingin ngobrol lebih banyak dengan saya?
Follow twitter saya di @nurlienda


Telur Puyuh Lebih Baik dari Telur Ayam ?