Bismillah...
Bayi sedang mengalami masa pertumbuhan yang pesat ketika berusia 0-5 tahun. Pada masa tsb baik bayi maupun balita rentan terkena anemia. Faktanya, Prevelensi anemia pada balita mencapai 30 - 40% berdasarkan hasil penelitian oleh beberapa lembaga kesehatan di Indonesia.
Apakah Anemia itu?
Anemia adalah suatu keadaan di mana kadar sel darah merah atau hemoglobin (Hb) di bawah normal. Sedangkan Anemia Defisiensi Besi merupakan anemia yg disebabkan kurangnya zat besi untuk mensintesis hemoglobin.
Pada bayi maupun balita, Anemia Defisiensi Besi akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan serta mempengaruhi fungsi tubuh secara normal. Bayi dan balita akan mudah terserang penyakit karena penurunan daya tahan tubuh.

Berapa batasan normal kadar Hb?
Batasan normal kadar hemoglobin anak 6 bulan s/d 6 tahun adalah 11 mg/dl
(Sumber WHO)

Apa penyebab terjadinya anemia?
Menurut penelitian di negara berkembang, bayi yang lahir dari ibu penderita anemia kemungkinan akan menderita Anemia Defisiensi Besi, berat badan lebih rendah, premature dan meningkatnya mortalitas (Acedemi of Sciences 1990). Penyebab Anemia Defisiensi Besi pada bayi dan balita adalah:
1. Balita kurang mendapat sumber zat besi pada makanannya.
2. Pola makan sebagian besar terdiri dari nasi dan menu yang kurang beragam.
3. Cadangan zat besi waktu lahir tidak cukup karena berat lahir rendah, lahir premature, kembar,ibu waktu mengandung menderita anemia dan pada masa fetus kehilangan darah saat atau sebelum persalinan.
4. Bayi dan Balita mengalami pertumbuhan cepat.
5. Absorsi kurang karena diare menahun, sindrom malabsorbsi, dan kelainan saluran pencernaan.
6. Adanya infeksi menahun dan kehilangan darah.
7. Infeksi parasit seperti cacing tambang.

Berapakah kebutuhan zat besi bayi dan balita?
0-6 bulan memerlukan 0.27 mg/hari,
7-12 bulan memerlukan 11 mg /hari,
7 mg/hari untuk usia 1-3 tahun,
10 mg/hari untuk usia 4-8 tahun

Bagaimana gejala bayi maupun balita yang mengalami anemia? 
Bayi dan Balita yang menderita anemia defisiensi besi akan terlihat pucat, lesu, dan tidak bergairah. Jika tidak segera diatasi, balita tersebut akan mengalami ganguan tumbuh kembang seperti gangguan nafsu makan, kuku seperti sendok, dan ganguan belajar. Tranfusi darah tidak rutin diberikan pada balita dengan anemia defisiensi besi, kecuali dia mengalami keadaan yang berat atau kadar Hbnya
sangat rendah.

Bagaimana cara pengobatan anemia?
Pengobatan anemia defisiensi besi, yang utama adalah pemberian obat yang mengandung zat besi dan makanan yang banyak mengandung zat besi. Seperti, daging berwarna merah, hati ayam, sayuran hijau dsb. Periksalah kandungan Hb dalam darah bayi dan balita. Jika ternyata Hb-nya sangat rendah, mungkin memang perlu tranfusi darah.

Makanan apa saja yang mengandung banyak zat Besi?
Anemia pada Bayi dan Balita serta Cara Menanganinya berdasarkan Bahan Makanan Kaya Zat Besi

Bersambung....

Anemia pada Bayi dan Balita serta Cara Menanganinya

Bismillah...
Bayi sedang mengalami masa pertumbuhan yang pesat ketika berusia 0-5 tahun. Pada masa tsb baik bayi maupun balita rentan terkena anemia. Faktanya, Prevelensi anemia pada balita mencapai 30 - 40% berdasarkan hasil penelitian oleh beberapa lembaga kesehatan di Indonesia.
Apakah Anemia itu?
Anemia adalah suatu keadaan di mana kadar sel darah merah atau hemoglobin (Hb) di bawah normal. Sedangkan Anemia Defisiensi Besi merupakan anemia yg disebabkan kurangnya zat besi untuk mensintesis hemoglobin.
Pada bayi maupun balita, Anemia Defisiensi Besi akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan serta mempengaruhi fungsi tubuh secara normal. Bayi dan balita akan mudah terserang penyakit karena penurunan daya tahan tubuh.

Berapa batasan normal kadar Hb?
Batasan normal kadar hemoglobin anak 6 bulan s/d 6 tahun adalah 11 mg/dl
(Sumber WHO)

Apa penyebab terjadinya anemia?
Menurut penelitian di negara berkembang, bayi yang lahir dari ibu penderita anemia kemungkinan akan menderita Anemia Defisiensi Besi, berat badan lebih rendah, premature dan meningkatnya mortalitas (Acedemi of Sciences 1990). Penyebab Anemia Defisiensi Besi pada bayi dan balita adalah:
1. Balita kurang mendapat sumber zat besi pada makanannya.
2. Pola makan sebagian besar terdiri dari nasi dan menu yang kurang beragam.
3. Cadangan zat besi waktu lahir tidak cukup karena berat lahir rendah, lahir premature, kembar,ibu waktu mengandung menderita anemia dan pada masa fetus kehilangan darah saat atau sebelum persalinan.
4. Bayi dan Balita mengalami pertumbuhan cepat.
5. Absorsi kurang karena diare menahun, sindrom malabsorbsi, dan kelainan saluran pencernaan.
6. Adanya infeksi menahun dan kehilangan darah.
7. Infeksi parasit seperti cacing tambang.

Berapakah kebutuhan zat besi bayi dan balita?
0-6 bulan memerlukan 0.27 mg/hari,
7-12 bulan memerlukan 11 mg /hari,
7 mg/hari untuk usia 1-3 tahun,
10 mg/hari untuk usia 4-8 tahun

Bagaimana gejala bayi maupun balita yang mengalami anemia? 
Bayi dan Balita yang menderita anemia defisiensi besi akan terlihat pucat, lesu, dan tidak bergairah. Jika tidak segera diatasi, balita tersebut akan mengalami ganguan tumbuh kembang seperti gangguan nafsu makan, kuku seperti sendok, dan ganguan belajar. Tranfusi darah tidak rutin diberikan pada balita dengan anemia defisiensi besi, kecuali dia mengalami keadaan yang berat atau kadar Hbnya
sangat rendah.

Bagaimana cara pengobatan anemia?
Pengobatan anemia defisiensi besi, yang utama adalah pemberian obat yang mengandung zat besi dan makanan yang banyak mengandung zat besi. Seperti, daging berwarna merah, hati ayam, sayuran hijau dsb. Periksalah kandungan Hb dalam darah bayi dan balita. Jika ternyata Hb-nya sangat rendah, mungkin memang perlu tranfusi darah.

Makanan apa saja yang mengandung banyak zat Besi?
Anemia pada Bayi dan Balita serta Cara Menanganinya berdasarkan Bahan Makanan Kaya Zat Besi

Bersambung....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar