Bismillah...
Bayi dan anak paling rentang terkena diare. Pada saat pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI), diare juga sering dikeluhkan oleh Bunda. Diare terjadi karena beberapa faktor diantaranya adalah tertular kuman-kuman penyebab diare melalui makanan yang tercemar yakni yang mengandung virus (sekitar 50 - 70%) Rotavirus, bakteri (25%) E.Coli, shigela vibriocholera, salmonela, serta protozoa (5%) cryptosporidium.
Kapan terjadinya diare yang paling sering?
Ketika anak berusia 0-2 tahun.
Apa akibat dari bayi dan anak terkena diare?
Bayi maupun anak akan kehilangan sejumlah cairan dan elektrolit tubuhnya karena muntah dan diare yang cair. Mereka menjadi dehidrasi, mulai dari dehidrasi ringan sampai dehidrasi berat, bahkan sampai kematian. Pada dehidrasi ringan, berat badan (BB) anak turun sekitar 0 - 5%, namun ia masih bisa beraktivitas (misalnya, jalan-jalan). Pada dehidrasi sedang, BB anak akan turun sebanyak 5 - 10%, ia merasa kehausan dan masih bisa duduk. Jika sudah dehidrasi berat, BB anak turun lebih dari 10%. Selain itu, ia merasa lemas, haus berat dan sering mengigau.
Bagaimana cara menanganinya ketika diare?
1. Mengganti cairan yang hilang dengan pemberian cairan oralit, yang kebutuhannya tergantung dari berat ringannya dehidrasi yang dialami anak.
2. Secepatnya memberi zat gizi setelah muntahnya berhenti. Berikan ASI atau pengenalan kembali secara lengkap makanan anak setelah 4 jam rehidrasi. Setelah 4 jam, anak memang dianggap sudah kembali ke BB semula.
3. Anak tidak boleh dipuasakan. Teruskan pemberian makanan sesuai umur anak dengan menu yang sama ketika ia sehat. Ini dilakukan untuk mengganti zat gizi yang hilang. Sebaiknya makanan diberikan sedikit tapi sering.
4. Berikan anak suplemen Zinc untuk meningkatkan kekebalan dinding usus besarnya. Zinc
Perlukah membawa bayi ke dokter?
Tergantung penyebab dan kondisi dehidrasinya. Bila penyebabnya adalah virus serta dehidrasinya termasuk ringan atau sedang, anak bisa dirawat di rumah. Namun, jika mengalami dehidrasi berat, ia perlu dirawat di rumah sakit.
Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter @nurlienda
Bayi dan anak paling rentang terkena diare. Pada saat pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI), diare juga sering dikeluhkan oleh Bunda. Diare terjadi karena beberapa faktor diantaranya adalah tertular kuman-kuman penyebab diare melalui makanan yang tercemar yakni yang mengandung virus (sekitar 50 - 70%) Rotavirus, bakteri (25%) E.Coli, shigela vibriocholera, salmonela, serta protozoa (5%) cryptosporidium.
Kapan terjadinya diare yang paling sering?
Ketika anak berusia 0-2 tahun.
Apa akibat dari bayi dan anak terkena diare?
Bayi maupun anak akan kehilangan sejumlah cairan dan elektrolit tubuhnya karena muntah dan diare yang cair. Mereka menjadi dehidrasi, mulai dari dehidrasi ringan sampai dehidrasi berat, bahkan sampai kematian. Pada dehidrasi ringan, berat badan (BB) anak turun sekitar 0 - 5%, namun ia masih bisa beraktivitas (misalnya, jalan-jalan). Pada dehidrasi sedang, BB anak akan turun sebanyak 5 - 10%, ia merasa kehausan dan masih bisa duduk. Jika sudah dehidrasi berat, BB anak turun lebih dari 10%. Selain itu, ia merasa lemas, haus berat dan sering mengigau.
Bagaimana cara menanganinya ketika diare?
1. Mengganti cairan yang hilang dengan pemberian cairan oralit, yang kebutuhannya tergantung dari berat ringannya dehidrasi yang dialami anak.
2. Secepatnya memberi zat gizi setelah muntahnya berhenti. Berikan ASI atau pengenalan kembali secara lengkap makanan anak setelah 4 jam rehidrasi. Setelah 4 jam, anak memang dianggap sudah kembali ke BB semula.
3. Anak tidak boleh dipuasakan. Teruskan pemberian makanan sesuai umur anak dengan menu yang sama ketika ia sehat. Ini dilakukan untuk mengganti zat gizi yang hilang. Sebaiknya makanan diberikan sedikit tapi sering.
4. Berikan anak suplemen Zinc untuk meningkatkan kekebalan dinding usus besarnya. Zinc
Perlukah membawa bayi ke dokter?
Tergantung penyebab dan kondisi dehidrasinya. Bila penyebabnya adalah virus serta dehidrasinya termasuk ringan atau sedang, anak bisa dirawat di rumah. Namun, jika mengalami dehidrasi berat, ia perlu dirawat di rumah sakit.
Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter @nurlienda
Diare pada Anak dan Cara Menanganinya
Bayi dan anak paling rentang terkena diare. Pada saat pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI), diare juga sering dikeluhkan oleh Bunda. Diare terjadi karena beberapa faktor diantaranya adalah tertular kuman-kuman penyebab diare melalui makanan yang tercemar yakni yang mengandung virus (sekitar 50 - 70%) Rotavirus, bakteri (25%) E.Coli, shigela vibriocholera, salmonela, serta protozoa (5%) cryptosporidium.
Kapan terjadinya diare yang paling sering?
Ketika anak berusia 0-2 tahun.
Apa akibat dari bayi dan anak terkena diare?
Bayi maupun anak akan kehilangan sejumlah cairan dan elektrolit tubuhnya karena muntah dan diare yang cair. Mereka menjadi dehidrasi, mulai dari dehidrasi ringan sampai dehidrasi berat, bahkan sampai kematian. Pada dehidrasi ringan, berat badan (BB) anak turun sekitar 0 - 5%, namun ia masih bisa beraktivitas (misalnya, jalan-jalan). Pada dehidrasi sedang, BB anak akan turun sebanyak 5 - 10%, ia merasa kehausan dan masih bisa duduk. Jika sudah dehidrasi berat, BB anak turun lebih dari 10%. Selain itu, ia merasa lemas, haus berat dan sering mengigau.
Bagaimana cara menanganinya ketika diare?
1. Mengganti cairan yang hilang dengan pemberian cairan oralit, yang kebutuhannya tergantung dari berat ringannya dehidrasi yang dialami anak.
2. Secepatnya memberi zat gizi setelah muntahnya berhenti. Berikan ASI atau pengenalan kembali secara lengkap makanan anak setelah 4 jam rehidrasi. Setelah 4 jam, anak memang dianggap sudah kembali ke BB semula.
3. Anak tidak boleh dipuasakan. Teruskan pemberian makanan sesuai umur anak dengan menu yang sama ketika ia sehat. Ini dilakukan untuk mengganti zat gizi yang hilang. Sebaiknya makanan diberikan sedikit tapi sering.
4. Berikan anak suplemen Zinc untuk meningkatkan kekebalan dinding usus besarnya. Zinc
Perlukah membawa bayi ke dokter?
Tergantung penyebab dan kondisi dehidrasinya. Bila penyebabnya adalah virus serta dehidrasinya termasuk ringan atau sedang, anak bisa dirawat di rumah. Namun, jika mengalami dehidrasi berat, ia perlu dirawat di rumah sakit.
Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter @nurlienda
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar