Bismillah...
Bagaimana menjalankan cara aktif/responsif MPASI?
Mari perhatikan hal-hal berikut:
#1. Suapi bayi dan perhatikan anak yang lebih besar serta beri bantuan bila dia membutuhkan.
Beri anak makanan dengan sabar dan penuh perhatian, dorong anak untuk mau makan namun jangan paksa anak untuk makan.
#2. Jika anak menolak makan, coba ganti kombinasi makanan, rasa, tekstur dan metode makan.
#3. Minimalisasi gangguan saat anak makan jika anak tipe yang mudah teralihkan perhatiannya.
#4. Waktu makan adalah saatnya anak untuk belajar dan waktu keluarga mencurah cinta dan saling berkomunikasi sehingga ajak anak untuk mengobrol dengan kontak mata yang penuh kehangatan. Biasakan ada waktu khusus makan bersama seluruh anggota keluarga setiap harinya.. Bisa dijadwalkan ketika makan pagi ataupun makan malam, sehingga ikatan kekeluargaan dan kasih sayang pun akan terbangung kokoh antar anggota keluarga... Makan baik anak maupun orangtua pun akan semakin lahap, insya allah...
Adakah penelitian khusus tentang pemberian makan anak?
Jarang ada penelitian tentang anak yang dibiarkan makan sendiri tanpa bantuan sejak dini. Namun, metode pemberian makan secara responsif terbukti membuat anak makan lebih banyak. Berikan anak makanan dalam piring tersendiri sehingga ibu bisa mengukur banyaknya makanan yang dimakan anak. Beri makan dengan alat makan sesuai perkembangan umur anak serta budaya setempat, ada
beberapa kebudayaan yang memberikan sendok yang lebih kecil bagi bayi. Bayi yang lebih besar akan tertarik untuk makan sendiri, berikan dia sendok untuk berpartisipasi menyuapkan makanan ke dalam mulutnya sambil dibantu oleh ibu.
Pemberian makan active responsive ini kita tidak memaksa bayi untuk makan, kita ikuti kemauan bayi dan kita libatkan dia secara aktif untuk berpartisipasi saat makan.
Bagaimana dengan pengalaman Bunda?
Bersambung....
MPASI Panduan WHO poin ke-5 yang perlu diperhatikan dalam pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) adalah active/responsive. Maksudnya pemberian makan dengan cara aktif/responsif MPASI adalah Bunda bukan hanya sekedar makanan namun juga cara makan, kapan waktu makan, tempat makan, dan faktor pemberi makanan sehingga dalam MPASI juga diperhatikan faktor psikososial anak.
Mari perhatikan hal-hal berikut:
#1. Suapi bayi dan perhatikan anak yang lebih besar serta beri bantuan bila dia membutuhkan.
Beri anak makanan dengan sabar dan penuh perhatian, dorong anak untuk mau makan namun jangan paksa anak untuk makan.
#2. Jika anak menolak makan, coba ganti kombinasi makanan, rasa, tekstur dan metode makan.
#3. Minimalisasi gangguan saat anak makan jika anak tipe yang mudah teralihkan perhatiannya.
#4. Waktu makan adalah saatnya anak untuk belajar dan waktu keluarga mencurah cinta dan saling berkomunikasi sehingga ajak anak untuk mengobrol dengan kontak mata yang penuh kehangatan. Biasakan ada waktu khusus makan bersama seluruh anggota keluarga setiap harinya.. Bisa dijadwalkan ketika makan pagi ataupun makan malam, sehingga ikatan kekeluargaan dan kasih sayang pun akan terbangung kokoh antar anggota keluarga... Makan baik anak maupun orangtua pun akan semakin lahap, insya allah...
Adakah penelitian khusus tentang pemberian makan anak?
Jarang ada penelitian tentang anak yang dibiarkan makan sendiri tanpa bantuan sejak dini. Namun, metode pemberian makan secara responsif terbukti membuat anak makan lebih banyak. Berikan anak makanan dalam piring tersendiri sehingga ibu bisa mengukur banyaknya makanan yang dimakan anak. Beri makan dengan alat makan sesuai perkembangan umur anak serta budaya setempat, ada
beberapa kebudayaan yang memberikan sendok yang lebih kecil bagi bayi. Bayi yang lebih besar akan tertarik untuk makan sendiri, berikan dia sendok untuk berpartisipasi menyuapkan makanan ke dalam mulutnya sambil dibantu oleh ibu.
Pemberian makan active responsive ini kita tidak memaksa bayi untuk makan, kita ikuti kemauan bayi dan kita libatkan dia secara aktif untuk berpartisipasi saat makan.
Bagaimana dengan pengalaman Bunda?
Bersambung....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar